Shenzhen
Shenzhen
深圳市 Shamchun | |
---|---|
Koordinat: 22°32′29″N 114°03′35″E / 22.5415°N 114.0596°E | |
Negara | China |
Provinsi | Guangdong |
Divisi setingkat kabupaten | 9 |
Dihuni | 331 |
Desa | 1953 |
Kota | 23 Januari 1979 |
Zona Ekonomi Khusus Dibentuk | 1 Mei 1980 |
Pusat administrasi | Distrik Futian |
Luas | |
• Kota setingkat prefektur dan divisi subprovinsi | 2.050 km2 (790 sq mi) |
• Luas perkotaan | 1.748 km2 (675 sq mi) |
Ketinggian | 0–943,7 m (0–3.145,7 ft) |
Populasi (2020)[1] | |
• Kota setingkat prefektur dan divisi subprovinsi | 17.560.000 |
• Kepadatan | 0,0.086/km2 (0,022/sq mi) |
• Perkotaan (2021)[2] | 14.678.000 |
• Kepadatan perkotaan | 0,0.084/km2 (0,022/sq mi) |
• Metropolitan | 23.300.000 |
• Etnis terbesar | Han |
Zona waktu | UTC+8 (China Standard) |
Kode pos | 518000 |
Kode area telepon | 755 |
Kode ISO 3166 | CN-GD-03 |
GDP (Nominal) | 2021[4] |
- Total | ¥3.07 triliun $475.42 miliar |
- Per Capita | ¥174,629 $27,074 |
- Pertumbuhan | 6.7% |
Pelat nomor | 粤B |
Bunga kota | Bougainvillea |
Pohon kota | Leci dan Mangrove[5] |
Situs web | sz.gov.cn |
Shenzhen (/ˌʃɛnˈdʒɛn/;[6] /ʃɛnˈʒɛn/;[7] Hanzi: 深圳; Pinyin: Shēnzhèn), juga secara historis dikenal sebagai Sham Chun merupakan sebuah kota di Guangdong, Tiongkok. Kota ini terletak di tepi timur muara Sungai Mutiara di pesisir tengah provinsi selatan Guangdong, berbatasan dengan Hong Kong di selatan, Dongguan di utara, dan Huizhou di timur laut. Dengan populasi 17,56 juta pada tahun 2020, Shenzhen merupakan kota terpadat ketiga di Tiongkok setelah Shanghai dan Beijing.[8]
Pada awal 1980-an, reformasi ekonomi yang diperkenalkan oleh Deng Xiaoping membuat kota ini menjadi zona ekonomi khusus pertama di Tiongkok. Karena letaknya yang dekat dengan Hong Kong, Shenzhen dapat menarik investasi asing langsung dan migran yang mencari peluang. Dalam tiga puluh tahun, ekonomi dan populasi kota ini berkembang pesat dan sejak saat itu, kota ini muncul sebagai pusat teknologi, perdagangan internasional, dan keuangan. Shenzhen mendapat peringkat sebagai kota Alpha- (kota global tingat satu) oleh Globalization and World Cities Research Network. Nominal PDB Shenzhen telah melampaui kota tetangganya yaitu Guangzhou dan Hong Kong dan sekarang berada di antara sepuluh kota dengan ekonomi terbesar di dunia.
Karena kota ini merupakan pusat teknologi global terkemuka, Shenzhen dijuluki oleh media sebagai Silicon Valley Tiongkok. Beberapa perusahaan teknologi besar seperti produsen ponsel Huawei, perusahaan konglomerasi teknologi Tencent, dan pembuat drone DJI berasal dari Shenzhen. Kesuksesan cepat Shenzhen mengakibatkan pemerintah Tiongkok menjadikan Shenzhen menjadi kota model untuk diikuti oleh kota-kota lain di Tiongkok.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Prasejarah hingga era Ming
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan bukti, manusia tertua di daerah tempat didirikannya Shenzhen berasal dari pertengahan periode Neolitikum.[9][10] Sejak saat itu, area ini menjadi tempat aktivitas manusia sejak lebih dari 6.700 tahun yang lalu. Kabupaten bersejarah Shenzhen pertama kali didirikan 1.700 tahun yang lalu, dan kota bersejarah Nantou dan Dapeng yang dibangun di atas area yang sekarang menjadi Shenzhen, didirikan lebih dari 600 tahun yang lalu.[11] Orang Hakka juga memiliki sejarah di Shenzhen sejak 300 tahun yang lalu ketika mereka pertama kali berimigrasi ke daerah ini.
Pada tahun 214 SM, ketika Kaisar Qin Shi Huang menyatukan Tiongkok di bawah Dinasti Qin, wilayah tersebut berada di bawah yurisdiksi Komanderi Nanhai, salah satu dari tiga komanderi yang didirikan di Lingnan, dan diasimilasi ke dalam budaya Zhongyuan.[12] Pada tahun 331 M, pemerintahan Jin Timur memisahkan Nanhai dan mendirikan Komanderi Dongguan yang baru (东官郡).[13] Pusat pemerintahan komanderi Dongguan dan Kabupaten Bao'an, terletak di sekitar daerah yang sekarang menjadi kota Nantou. Pada tahun 590, pemerintahan Sui menggabungkan kembali wilayah tersebut menjadi Nanhai. Pada tahun 757, pemerintahan Tang mengganti nama kabupaten Dongguan, dan memindahkan kedudukannya ke tempat yang sekarang menjadi kota Dongguan.[14]
Selama Dinasti Song, Nantou dan daerah sekitarnya menjadi pusat perdagangan garam dan rempah-rempah di Laut Cina Selatan.[15][16] Daerah tersebut kemudian dikenal sebagai penghasil mutiara pada masa Dinasti Yuan. Di awal era Ming, para pelaut armada Tiongkok biasanya pergi ke kuil Mazu di Chiwan (sekarang Distrik Nanshan) untuk berdoa sebelum mereka pergi ke Nanyang (Asia Tenggara). Pertempuran Tunmen, dimana Ming memenangkan pertempuran laut melawan penyerang Portugis, terjadi di selatan Nantou.[17] Pada tahun 1573, pemerintahan Ming mendirikan Kabupaten Xin'an, yang berbasis di Nantou, yang memiliki wewenang atas wilayah yang nantinya menjadi Shenzhen dan Hong Kong. Perekonomian Kabupaten Xin'an terutama didasarkan pada produksi dan perdagangan garam, teh, rempah-rempah, dan beras.
Era Qing hingga tahun 1940-an
[sunting | sunting sumber]Untuk mencegah pemberontakan dari loyalis Ming di bawah Zheng Chenggong (lebih dikenal sebagai Koxinga) di pantai Tiongkok, pemerintahan Qing yang baru dibentuk memindahkan penduduk pesisir ke pedalaman dan mengatur ulang kabupaten di pesisir.[18] Akibatnya, Kabupaten Xin'an kehilangan dua pertiga wilayahnya ke Kabupaten Dongguan yang merupakan kabupaten tetangganya dan kemudian dimasukkan ke dalam Dongguan pada tahun 1669. Setelah dinasti Qing dikalahkan oleh Britania Raya dalam Perang Candu Pertama dan Kedua, Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon dipisahkan dari Xin'an dan diserahkan kepada Britania dalam Perjanjian Nanking dan Konvensi Peking. Pada 21 April 1898, pemerintah Qing menandatangani Artikel Khusus dengan Britania Raya, dan menyewakan Wilayah Baru dari Xin'an ke Britania Raya selama 99 tahun. Xin'an sempat diduduki oleh pasukan Inggris di bawah komando Henry Arthur Blake, Gubernur Hong Kong, selama setengah tahun pada tahun 1899.[19] Dari 3,076 kilometer persegi (1,188 sq mi) wilayah yang dipegang Xin'an sebelum perjanjian, 105.561 kilometer persegi (40.757 sq mi) diserahkan kepada Inggris.[20]
Menanggapi Pemberontakan Wuchang pada tahun 1911, penduduk Xin'an memberontak melawan pemerintahan Qing setempat dan berhasil menggulingkan mereka.[21] Pada tahun 1913, administrasi Republik Tiongkok mengganti nama Kabupaten Xin'an kembali menjadi Kabupaten Bao'an untuk mencegah kebingungan dari kabupaten lain dengan nama yang sama di Provinsi Henan.
Selama Perang Dunia II, Jepang menduduki Shenzhen dan Nantou,[22] memaksa pemerintah Kabupaten Bao'an pindah ke Kabupaten Dongguan.[23][24] Pada tahun 1941, tentara Jepang mencoba menyeberang ke Hong Kong melalui Jembatan Lo Wu di Shenzhen, meskipun jembatan ini diledakkan oleh Inggris untuk mencegah Jepang memasuki Hong Kong.[25] Ketika Jepang menyerah pada bulan September 1945, pemerintah Kabupaten Bao'an kembali ke Nantou.
1950-an hingga 1975
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1953, empat tahun setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, pemerintah Kabupaten Bao'an memutuskan untuk pindah ke Shenzhen, karena kota tersebut memiliki perekonomian yang lebih besar daripada Nantou.[26] Dari tahun 1950-an hingga akhir tahun 1970-an, Shenzhen dan wilayah Bao'an lainnya dibanjiri masuknya pengungsi dalam jumlah besar yang mencoba melarikan diri ke Hong Kong dari pergolakan yang terjadi di Tiongkok daratan. Antara 100.000 [27] hingga 560.000 [28] pengungsi tinggal di kabupaten tersebut.
Pada bulan Januari 1978, Tim Inspeksi Pusat yang dikirim oleh Dewan Negara mengkaji pembuatan pelabuhan perdagangan asing di Kabupaten Bao'an.[29] Pada bulan Mei, tim inspeksi mengusulkan untuk menjadikan Kabupaten Bao'an dan Zhuhai sebagai basis ekspor komoditas. Pada tanggal 18 Oktober, Komite Tetap Provinsi Guangdong memutuskan untuk mengubah Kabupaten Bao'an menjadi Kota Bao'an dan mengubahnya menjadi kota setingkat prefektur dengan basis perdagangan luar negeri. Komite Distrik Huiyang dan Komite Kabupaten Bao'an kemudian membuat proposisi untuk mengganti nama Kabupaten Bao'an menjadi Shenzhen, mengklaim bahwa orang di dunia lebih mengenal Shenzhen dan pelabuhannya daripada Kabupaten Bao'an.
Pada tanggal 23 Januari 1979, pemerintah provinsi Guangdong dan distrik Huiyang mengumumkan proposal mereka untuk mengganti nama Kabupaten Bao'an menjadi Shenzhen dan disetujui serta diberlakukan oleh Dewan Negara pada tanggal 5 Maret tahun itu. Selain itu, di kota Shenzen akan dibentuk enam distrik: Luohu, Nantou, Songgang, Longhua, Longgang dan Kuiyong. Pada tanggal 31 Januari 1979, Komite Sentral Partai Komunis menyetujui rencana untuk mendirikan Kawasan Industri Shekou di Shenzhen. Proyek Zona Industri Shekou dipimpin oleh China Merchants Group yang berbasis di Hong Kong di bawah kepemimpinan Yuan Geng dan akan menjadi zona industri pemrosesan ekspor pertama di daratan Tiongkok.
Pada awal April 1979, Komite Tetap Provinsi Guangdong membahas dan mengusulkan kepada Komite Pusat untuk membentuk "zona kerjasama perdagangan" di Shenzhen, Zhuhai, dan Shantou.[30] Pada bulan yang sama, Konferensi Kerja Pusat menyetujui "Peraturan tentang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri yang Kuat untuk Meningkatkan Pendapatan Devisa" dan setuju untuk menguji coba zona ekonomi khusus pertama di Shenzhen, Zhuhai, Shantou, dan Xiamen.[31] Pada bulan November, Shenzhen diangkat statusnya menjadi kota setingkat prefektur di tingkat regional oleh pemerintah provinsi Guangdong.[32]
Zona Ekonomi Khusus (1980-an–sekarang)
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Mei 1980, Komite Pusat menunjuk Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus pertama di Tiongkok,[33][34] yang dipromosikan oleh pemimpin tertinggi saat itu Deng Xiaoping sebagai bagian dari "reformasi dan keterbukaan" Tiongkok.[35] Tujuannya adalah menjadi lahan percobaan bagi praktik kapitalisme pasar dalam tatanan masyarakat yang dipandu oleh visi “sosialisme dengan karakter Tiongkok”.[36][37][38] Pada tanggal 26 Agustus, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) menyetujui "Peraturan Zona Ekonomi Khusus Guangdong".[39] Di bawah peraturan ini, Shenzhen merumuskan serangkaian kebijakan preferensial untuk menarik investasi asing, termasuk otonomi bisnis, perpajakan, penggunaan lahan, manajemen devisa, penjualan produk, dan manajemen ekspor impor.
Pada bulan Maret 1981, Shenzhen dipromosikan menjadi kota sub-provinsi.[40][41] Ada rencana untuk Shenzhen mengembangkan mata uang sendiri, tetapi rencana itu dibatalkan karena risiko dan ketidaksepakatan bahwa suatu negara tidak boleh beroperasi dengan dua mata uang.[42] Untuk menegakkan hukum dan ketertiban di kota, pemerintah Shenzhen mendirikan kawat berduri dan pos pemeriksaan antara bagian dalam zona ekonomi khusus dan luar zona, serta seluruh Tiongkok, pada tahun 1983, yang dikenal sebagai perbatasan kedua ( Hanzi: 二线关 ). Pada November 1988, Shenzhen menjadi 'kota dibawah peraturan negara yang berbeda' (计划单列市), yang artinya kota Shenzhen dapat menerapkan kebijakan yang berbeda dari rencana nasional, dan diberi hak administrasi ekonomi tingkat provinsi.
Pada tahun 2001, sebagai akibat dari prospek ekonomi Shenzhen yang meningkat, semakin banyak migran dari China daratan yang memilih untuk pergi ke Shenzhen dan tinggal di sana daripada mencoba menyeberang ke Hong Kong secara ilegal.[43] Sekitar waktu yang sama, Shenzhen menjadi tuan rumah Pertemuan Pejabat Senior kedua APEC China 2001 pada tanggal 26 Mei 2001.[44] Pada tanggal 1 Juli 2010, Dewan Negara meruntuhkan "perbatasan kedua", dan memperluas zone ekonomi Shenzhen untuk mencakup semua distrik, peningkatan lima kali lipat dari ukuran sebelum perluasan.[45] Pada Agustus 2011, kota ini menjadi tuan rumah Universiade ke-26, sebuah acara multi-olahraga internasional yang diselenggarakan untuk para atlet universitas.[46] Pada bulan April 2015, Zona Industri Shekou dan Zona Qianhai diintegrasikan ke dalam Zona Perdagangan Bebas Guangdong yang baru didirikan.[47]
Pada 18 Agustus 2019, pemerintah pusat di Beijing meluncurkan rencana reformasi yang mencakup sektor ekonomi, sosial, dan politik di Shenzhen, yang bermaksud menjadikan zona ekonomi kota ini sebagai kota model bagi kota-kota di Tiongkok dicontoh.[48]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Shenzhen terletak di Delta Sungai Mutiara, berbatasan dengan Hong Kong di selatan, Huizhou di utara dan timur laut, dan Dongguan di utara dan barat laut. Kota ini terletak kira-kira 100 kilometer (62 mi) tenggara dari ibu kota provinsi Guangzhou. Pada akhir 2017, populasi penduduk Shenzhen adalah 12.528.300 jiwa.[49]
Terdapat lebih dari 160 sungai dan saluran air yang mengalir melalui Shenzhen. Ada 24 waduk di dalam batas kota dengan total kapasitas 525 juta ton.[50] Sungai terkenal di Shenzhen termasuk Sungai Shenzhen, Sungai Maozhou, dan Sungai Longgang.[51]
Shenzhen dikelilingi oleh banyak pulau. Kebanyakan dari pulau-pulau ini berada di bawah wilayah daerah tetangga seperti Daerah Administratif Khusus Hong Kong dan Distrik Huiyang, Huizhou. Walaupun begitu, ada beberapa pulau di bawah yurisdiksi Shenzhen, seperti Pulau Nei Lingding, Pulau Dachan (Pulau Tai Shan), Pulau Xiaochan, Mazhou, Laishizhou, Zhouzai dan Zhouzaitou.
Divisi administrasi
[sunting | sunting sumber]Divisi administratif Shenzhen | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kode pembagian [52] | Divisi | Luas dalam km2 [53] | Populasi (2020) [54] | Pusat Administrasi | Kode Pos | Subdivisi | |
Subdistrik | Komunitas perumahan | ||||||
440300 | Shenzhen | 1996.78 | 17.494.398 | Futian | 518000 | 74 | 775 |
440303 | Luohu | 78,75 | 1.143.801 | Subdistrik Huangbei | 518000 | 10 | 115 |
440304 | Futian | 78.65 | 1.553.225 | Subdistrik Shatou | 518000 | 10 | 115 |
440305 | Nanshan | 185.49 | 1.795.826 | Subdistrik Nantou | 518000 | 8 | 105 |
440306 | Bao'an | 398.38 | 4.476.554 | Subdistrik Xin'an | 518100 | 10 | 123 |
440307 | Longgang * | 387.82 | 3.979.037 | Subdistrik Longcheng | 518100 | 11 | 111 |
440308 | Yantian | 74.63 | 214.225 | Subdistrik Haishan | 518081 | 4 | 23 |
440309 | Longhua | 175.58 | 2.528.872 | Subdistrik Guanlan | 518110 | 6 | 100 |
440310 | Pingshan | 167.00 | 551.333 | Subdistrik Pingshan | 518118 | 6 | 30 |
440311 | Guangming | 155.44 | 1.095.289 | SubdistrikGuangming | 518107 | 6 | 28 |
Dapeng | 295.05 | 156.236 | Subdistrik Dapeng | 518116 | 3 | 25 | |
Qianhai | |||||||
|
Iklim
[sunting | sunting sumber]Meskipun Shenzhen terletak sekitar satu derajat di selatan garis balik utara, karena antisiklon Siberia, Shenzhen memiliki iklim subtropis basah yang hangat, dipengaruhi monsun, dan lembab (Köppen Cwa). Musim dingin biasanya ringan dan relatif kering, sebagian karena pengaruh Laut Cina Selatan. Salju atau embun beku sangat jarang ditemui. Kabut paling sering terjadi pada musim dingin dan musim semi, dilaporkan dalam setahun, kota ini diselimuti kabut selama 106 hari. Awal musim semi adalah waktu paling mendung dalam setahun, dan curah hujan mulai meningkat secara dramatis di bulan April; musim hujan berlangsung hingga sekitar akhir September sampai awal Oktober. Curah hujan tahunan rata-rata sekitar 1.970 mm (70 in). Temperatur terdingin yang pernah dicatat adalah 0,2 °C (32 °F) pada 11 Februari 1957 dan terpanas 38,7 °C (102 °F) pada 10 Juli 1980.[55]
Data iklim Shenzhen (1981–2010) | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 29.1 (84.4) |
28.9 (84) |
32.0 (89.6) |
34.0 (93.2) |
35.8 (96.4) |
36.9 (98.4) |
38.7 (101.7) |
37.1 (98.8) |
36.9 (98.4) |
35.2 (95.4) |
33.1 (91.6) |
29.8 (85.6) |
38.7 (101.7) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 19.8 (67.6) |
20.2 (68.4) |
22.7 (72.9) |
26.3 (79.3) |
29.5 (85.1) |
31.1 (88) |
32.3 (90.1) |
32.3 (90.1) |
31.3 (88.3) |
29.2 (84.6) |
25.4 (77.7) |
21.5 (70.7) |
26.8 (80.23) |
Rata-rata harian °C (°F) | 15.4 (59.7) |
16.3 (61.3) |
19.0 (66.2) |
22.7 (72.9) |
26.0 (78.8) |
28.0 (82.4) |
28.9 (84) |
28.7 (83.7) |
27.7 (81.9) |
25.3 (77.5) |
21.2 (70.2) |
17.0 (62.6) |
23.02 (73.43) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 12.5 (54.5) |
13.8 (56.8) |
16.5 (61.7) |
20.3 (68.5) |
23.6 (74.5) |
25.6 (78.1) |
26.3 (79.3) |
26.1 (79) |
25.0 (77) |
22.5 (72.5) |
18.2 (64.8) |
13.8 (56.8) |
20.35 (68.63) |
Rekor terendah °C (°F) | 0.9 (33.6) |
0.2 (32.4) |
3.4 (38.1) |
8.7 (47.7) |
14.8 (58.6) |
19.0 (66.2) |
20.0 (68) |
21.1 (70) |
16.9 (62.4) |
9.3 (48.7) |
4.9 (40.8) |
1.7 (35.1) |
0.2 (32.4) |
Curah hujan mm (inci) | 26.4 (1.039) |
47.9 (1.886) |
69.9 (2.752) |
154.3 (6.075) |
237.1 (9.335) |
346.5 (13.642) |
319.7 (12.587) |
354.4 (13.953) |
254.0 (10) |
63.3 (2.492) |
35.4 (1.394) |
26.9 (1.059) |
1.935,8 (76,214) |
Rata-rata hari hujan (≥ 0.1 mm) | 7.1 | 10.1 | 10.8 | 12.7 | 15.6 | 18.5 | 17.0 | 18.3 | 14.8 | 7.6 | 5.6 | 6.0 | 144.1 |
% kelembapan | 71.7 | 76.8 | 79.5 | 81.0 | 81.7 | 81.8 | 80.5 | 81.8 | 78.8 | 72.4 | 68.4 | 67.1 | 76.8 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 138.7 | 92.4 | 94.9 | 104.6 | 146.4 | 160.3 | 215.6 | 182.5 | 169.9 | 189.6 | 175.8 | 166.9 | 1.837,6 |
Kemungkinan sinar matahari (persen) | 44 | 31 | 27 | 29 | 37 | 43 | 53 | 47 | 49 | 55 | 56 | 53 | 43.7 |
Sumber: Shenzhen Meteorological Bureau[56] |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Populasi historis | ||
---|---|---|
Tahun | Jumlah Pend. | ±% |
1982 | 351.900 | — |
1990 | 1.667.400 | +373.8% |
2000 | 7.008.400 | +320.3% |
2010 | 10.424.000 | +48.7% |
2015 | 11.378.700 | +9.2% |
2016 | 11.908.400 | +4.7% |
2017 | 12.528.300 | +5.2% |
2018 | 13.026.600 | +4.0% |
2019 | 13.438.800 | +3.2% |
2020 | 17.560.100 | +30.7% |
Pada tahun 2020, Shenzhen memiliki total populasi permanen sebanyak 17.560.000 jiwa dengan 5.874.000 (33,4%) di antaranya adalah pemegang hukou.[57][58][59][60] Karena Shenzhen adalah kota muda, warga lanjut usia di atas 60 tahun hanya menempati 5,36 persen dari total populasi kota.[61] Angka harapan hidup di Shenzhen adalah 81,25 tahun pada tahun 2018, masuk dalam dua puluh kota teratas di Tiongkok.[62] Rasio laki-laki dan perempuan di Shenzhen adalah 130 banding 100, menjadikan perbedaan jenis kelamin di kota ini tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di Guangdong.[63] Shenzhen juga memiliki tingkat kelahiran yang tinggi dibandingkan kota-kota Tiongkok lainnya dengan 21,7 bayi untuk setiap 10.000 penduduknya pada tahun 2019.[64] Berdasarkan populasi total wilayah administratifnya, Shenzhen adalah kota terpadat kelima di Tiongkok.[65] Shenzhen adalah bagian dari Kawasan Metropolitan Delta Sungai Mutiara (meliputi kota-kota seperti Guangzhou, Dongguan, Foshan, Zhongshan, Zhuhai, Huizhou, Hong Kong, dan Makau) yang merupakan kawasan perkotaan terbesar di dunia menurut Bank Dunia dengan populasi sebesar 78 juta jiwa (Sensus 2020).[66][67]
Sebelum pendirian Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus pada tahun 1980, kawasan ini sebagian besar dihuni oleh orang Hakka dan Kanton.[68] Ketika zona ekonomi khusus didirikan, kota ini menarik migran dari seluruh Guangdong, termasuk Hakka, Kanton, dan Teochew, serta migran dari provinsi Tiongkok Selatan dan Tengah seperti Hunan, Guangxi, Jiangxi, Sichuan, dan Henan.[69] Shenzhen juga memiliki minoritas Korea ang cukup besar yang berbasis di Distrik Nanshan dan Distrik Futian. Minoritas Korea ini merupakan migran yang pindah ke Shenzhen untuk bekerja di perusahaan Korea Selatan yang membuka cabang di Shenzhen ketika Tiongkok membuka diri.[70][71]
Agama
[sunting | sunting sumber]Menurut Departemen Urusan Agama Pemerintah Rakyat Kota Shenzhen, dua agama utama yang ada di Shenzhen adalah Buddhisme dan Taoisme. Setiap distrik di kota ini memiliki gereja Protestan, gereja Katolik, dan masjid.[72] Menurut survei tahun 2010 yang diadakan oleh University of Southern California, sekitar 37% penduduk Shenzhen adalah praktisi kepercayaan tradisional Tionghoa, 26% beragama Budha, 18% penganut Tao, 2% Kristen, dan 2% Muslim; 15% menyatakan tidak berafiliasi dengan agama apa pun. Sebagian besar migran baru ke Shenzhen bergantung pada warisan spiritual umum yang diambil dari kepercayaan tradisional Tionghoa.[73][74]
Bahasa
[sunting | sunting sumber]Sebelum pembentukan Zona Ekonomi Khusus, komunitas lokal asli dapat dibagi menjadi penutur bahasa Kanton dan Hakka,[75] yang merupakan dua kelompok sub-etnis budaya dan bahasa daerah provinsi Guangdong. Dua varietas bahasa Kanton dituturkan secara lokal. Salah satunya adalah versi yang cukup standar, yang dikenal sebagai bahasa Kanton standar. Varietas lainnya, dituturkan oleh beberapa desa di selatan Jalan Fuhua yang disebut dialek Weitou.[76] Generasi muda komunitas Kanton sekarang lebih banyak berbicara menggunakna versi yang standar.
Masuknya migran dari bagian lain Tiongkok telah secara drastis mengubah lanskap linguistik kota. Shenzhen telah mengalami pergeseran bahasa ke bahasa Mandarin, yang dipromosikan oleh Pemerintah Pusat Tiongkok sebagai lingua franca nasional dan dituturkan oleh sebagian besar penduduk pendatang dari provinsi lain.[77][78][79] Namun, dalam beberapa tahun terakhir kemampuan multibahasa telah meningkat karena keturunan imigran penutur asli Mandarin dari luar provinsi mulai berasimilasi dengan budaya lokal melalui teman, televisi, dan media lainnya.[80] Terlepas dari keberadaan bahasa Mandarin di mana-mana, menurut SCMP, beberapa penduduk Shenzhen, Kanton dan non-Kanton, telah berusaha menghidupkan kembali bahasa Kanton sebagai bagian dari budaya Shenzhen.[81]
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Shenzhen adalah Zona Ekonomi Khusus pertama yang didirikan oleh sekretaris jenderal Deng Xiaoping.[82][83] Pada 2018, Shenzhen memiliki PDB nominal sebesar 2,42 triliun RMB (HK$2,87 triliun), sehingga melampaui PDB negara tetangga Hong Kong yang memiliki PDB nominal sebesar HK$2,85 triliun dan PDB nominal Guangzhou yang sebesar 2,29 triliun RMB (HK$2,68 triliun).[84][85][86] Hal ini menjadikan Shenzhen sebagai kota dengan ekonomi terbesar ketiga dari kota-kota lain di Tiongkok,[87] dibawah Shanghai dan Beijing.[88] Selain itu, pertumbuhan PDB Shenzhen antara tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar 8,8%, melampaui Hong Kong dan Singapura, yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 3,7% dan 2,5%.[89] Dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 2,5 triliun per 30 November 2018, Bursa Efek Shenzhen (SZSE) merupakan bursa terbesar ke-8 di dunia.[90]
Dalam Indeks Pusat Keuangan Global 2021, Shenzhen menduduki peringkat ke-8 sebagai pusat keuangan paling kompetitif dan terbesar di dunia dan ke-6 di seluruh wilayah Asia & Oseania (setelah Shanghai, Hong Kong, Singapura, Beijing, dan Tokyo).[91] Pada tahun 2020, Shenzhen dimasukkan sebagai sebagai kota Alpha- oleh Globalization and World Cities Research Network dan masuk sebagai pusat keuangan paling kompetitif dan terbesar ke-8 di dunia.[92] Menurut Forbes, Shenzhen memiliki jumlah miliarder tertinggi kelima dari kota mana pun di dunia.[93] PDB nominal Shenzhen diproyeksikan masuk dalam 10 besar dunia pada tahun 2035 (bersama dengan Beijing, Shanghai dan Guangzhou di Tiongkok) menurut sebuah studi oleh Oxford Economics [94] PDB nominal per kapitanya akan mencapai di atas US$57.000 (peringkat pertama di Cina daratan) pada tahun 2030, yang sebanding dengan Tokyo dan Seoul.[95]
Sampai Agustus 2022, Shenzhen memiliki kantor pusat Fortune Global 500 kedelapan terbanyak dari kota mana pun di dunia dan ketiga terbanyak di China setelah (Beijing dan Shanghai).[96]
Kota kembar
[sunting | sunting sumber]- Houston, Amerika Serikat
- Brisbane, Australia
- Poznań, Polandia
- Kingston, Jamaika
- Lomé, Togo
- Nuremberg, Jerman
- Tsukuba, Jepang
- Gwangyang, Korea Selatan
- Johor Bahru, Malaysia
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ 2017年深圳经济有质量稳定发展 [In 2017, Shenzhen economy will have stable quality and development] (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2018. Diakses tanggal 23 February 2018.
- ^ Cox, W (2021). Demographia World Urban Areas. 17th Annual Edition (PDF). St. Louis: Demographia. hlm. 22. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 May 2018. Diakses tanggal 29 June 2021.
- ^ OECD Urban Policy Reviews: China 2015, OECD READ edition. OECD iLibrary. OECD Urban Policy Reviews (dalam bahasa Inggris). OECD. 18 April 2015. hlm. 37. doi:10.1787/9789264230040-en. ISBN 9789264230033. ISSN 2306-9341. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 March 2017. Diakses tanggal 8 December 2017. Linked from the OECD here Diarsipkan 9 December 2017 di Wayback Machine.
- ^ "深圳成全省首个Gdp超3万亿城市 经济总量居全国城市第三 广东省人民政府门户网站".
- ^ "Shenzhen Government Online — Overview". Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 May 2017. Diakses tanggal 25 May 2015.
- ^ Longman, J.C. (2008). Longman Pronunciation Dictionary (edisi ke-3). Pearson Education ESL. ISBN 978-1405881173.
- ^ Rujukan kosong (bantuan)
- ^ "Top 10 Chinese cities by urban resident population". investinchina.chinadaily.com.cn (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-26.
- ^ 深圳概貌. Shenzhen People's Government. 12 July 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2011. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ 深圳的前身并不是"小渔村". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 October 2018. Diakses tanggal 17 October 2018.
- ^ 深圳概貌. Shenzhen People's Government. 2016-08-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-02. Diakses tanggal 2016-10-25.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ Brief History of Shenzhen Diarsipkan April 16, 2008, di Wayback Machine., Shenzhen Government official website.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ Rule, Ted and Karen, "Shenzhen, the Book", Hong Kong 2014
- ^ Wills, John E. (2011), China and Maritime Europe, 1500–1800: Trade, Settlement, Diplomacy, and Missions, Cambridge University Press, hlm. 28
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ 深圳旧事 | 英国两千军队占领深圳长达半年,这是怎么回事?. www.sohu.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ Brief History of Shenzhen Diarsipkan April 16, 2008, di Wayback Machine., Shenzhen Government official website.
- ^ 龙华革命烈士卓凤康. 宝安日报. 2012-02-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-31. Diakses tanggal 2014-11-07.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ 秦志勇 (2003-06-24). 台盟深圳市委筹委会呼吁缅怀三洲田起义丰功. 中国政协新闻. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-03. Diakses tanggal 2011-10-22.
- ^ 惠州三洲田起义. 2011-05-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal 2011-10-22.
- ^ 李南玲 (2003-08-21). 百年罗湖桥走进历史. Xinhua. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-06-27. Diakses tanggal 2011-10-22.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ 中国青年报 (2010-12-08). "学者记录深圳30年大逃港 百万内地人曾越境香港". 新浪新闻. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-11. Diakses tanggal 2011-10-22.
- ^ 武汉晨报 (2010-12-08). ""大逃港"催生深圳经济特区". 网易新闻. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-07. Diakses tanggal 2011-10-22.
- ^ 深圳特区建立过程中惠阳地区的历史作用. 中共惠州市委党史研究室课题组. 2015-12-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-18.
- ^ 深圳特区建立过程中惠阳地区的历史作用. 中共惠州市委党史研究室课题组. 2015-12-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-18.
- ^ 1979年4月邓小平第一次正式提出办特区的主张. Beijing Daily. 2008-09-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 August 2017. Diakses tanggal 5 August 2019.
- ^ 龙华革命烈士卓凤康. 宝安日报. 2012-02-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-31. Diakses tanggal 2014-11-07.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ Newsweek. Diarsipkan dari versi asli Parameter
|archive-url=
membutuhkan|url=
(bantuan) tanggal 29 April 2014. Tidak memiliki atau tanpa|title=
(bantuan); - ^ "Shenzhen Continues to lead China's reform and opening-up". Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2018. Diakses tanggal 9 September 2016.
Shenzhen, [...] which was just a small town when it was chosen as China's first special economic zone to pilot the country's reform and opening-up drive 22 years ago, has now grown into a boomtown, which is placed fourth among Chinese cities in overall economic strength.
- ^ Stoltenberg, Clyde D. (1984). "China's Special Economic Zones: Their Development and Prospects". Asian Survey. 24 (6): 637–654. doi:10.2307/2644396. ISSN 0004-4687. JSTOR 2644396.
- ^ Holmes, Frank (21 April 2017). "China's New Special Economic Zone Evokes Memories Of Shenzhen". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 March 2019. Diakses tanggal 22 March 2019.
- ^ "The spirit of enterprise fades: Capitalism in China". The Economist. 394 (8666). 23 January 2010. hlm. 61. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 January 2010. Diakses tanggal 28 January 2010.
- ^ 深圳经济特区. 广东省情网. 2011-05-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2017. Diakses tanggal 5 August 2019.
- ^ 深圳概貌. Shenzhen People's Government. 12 July 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2011. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ 深圳历史沿革. China Central Television. 7 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 October 2011.
- ^ "2006年1月". mjlsh.usc.cuhk.edu.hk. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ Time Asia. Vol. 157. Diarsipkan dari versi asli Parameter
|archive-url=
membutuhkan|url=
(bantuan) tanggal 3 June 2001. Tidak memiliki atau tanpa|title=
(bantuan); - ^ "2001APEC". www.china.org.cn. Diakses tanggal 2020-06-04.
- ^ 郑小红 (2010-07-02). 深圳特区范围1日起扩至全市 解决"一市两法". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-04. Diakses tanggal 2011-10-22.
- ^ "Universiade Shenzhen 2011". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 March 2016. Diakses tanggal 19 June 2016.
- ^ 总体概况. 2016-04-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-27. Diakses tanggal 2016-10-22.
- ^ "China unveils detailed reform plan to make Shenzhen model city for world". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2019-08-18. Diakses tanggal 2019-08-19.
- ^ 深圳概貌 [Shenzhen overview]. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2018. Diakses tanggal 25 September 2018.
- ^ 市情概貌. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 September 2016. Diakses tanggal 9 September 2016.
- ^ 深圳310条河流 173条黑脏臭 径流小是先天的硬伤. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 February 2017. Diakses tanggal 9 September 2016.
- ^ 中华人民共和国县以上行政区划代码. Ministry of Civil Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2015. Diakses tanggal 13 November 2015.
- ^
- ^ "Shēnzhèn Shì (Sub-provincial City, China) - Population Statistics, Charts, Map and Location".
- ^ "Extreme Temperatures Around the World". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2014. Diakses tanggal 4 February 2014.
- ^ [气候统计] 深圳市气候资料(来源:深圳市气象局) (dalam bahasa Tionghoa). Shenzhen Meteorological Bureau. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 3, 2015. Diakses tanggal 14 May 2015.
- ^ "Seventh National Population Census Communique of Shenzhen, No. 1" 深圳市第七次全国人口普查公报[1](第一号). Shenzhen Statistics Bureau (dalam bahasa Chinese). Diakses tanggal 25 July 2021.
- ^ "City population stands at 17.56 million_Latest News-Shenzhen Government Online". www.sz.gov.cn. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ "China's Shenzhen to tighten residency rules to curb population boom". www.msn.com. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ "户籍人口5年新增200多万!深圳要收紧落户了?". finance.ifeng.com. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ "City population stands at 17.56 million_Latest News-Shenzhen Government Online". www.sz.gov.cn. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ "Shenzhen". U.S. Commercial Service. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2015. Diakses tanggal 28 February 2008.
- ^ "City population stands at 17.56 million_Latest News-Shenzhen Government Online". www.sz.gov.cn. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ "Shenzhen shows challenge of reversing China's demographic decline despite high birth rate". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 2021-05-10. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ 2017年深圳经济有质量稳定发展 [In 2017, Shenzhen economy will have stable quality and development] (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2018. Diakses tanggal 23 February 2018.
- ^ Mead, Nick Van (2015-01-28). "China's Pearl River Delta overtakes Tokyo as world's largest megacity". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2019-08-21.
- ^ "City population stands at 17.56 million_Latest News-Shenzhen Government Online". www.sz.gov.cn. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ 深圳客家文化的历史追问. 深圳新闻网. 2003-06-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-06. Diakses tanggal 2011-10-25.
- ^ 网易 (2020-08-26). "深圳人口图鉴:86%的人在打拼 外省人中湖南占比最多". www.163.com. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ "South Koreans find new home in Donghai". Shenzhen Daily. 2014-07-01. Diakses tanggal 2019-05-03.
- ^ "ShenZhen, Koreans' second hometown". Shenzhen Daily at China.org.cn. 2007-09-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 2019-05-03.
- ^ 中共深圳市委统战部(市民族宗教事务局、市侨务办公室、市侨联). www.tzb.sz.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2017. Diakses tanggal 27 May 2017.
- ^ Fan, Lizhu; Whitehead, James D. (2011).
- ^ Lizhu, Fan; Whitehead, James D. (2004). "Fate and Fortune: Popular Religion and Moral Capital in Shenzhen". Journal of Chinese Religions. 32: 83–100. doi:10.1179/073776904804759969.
- ^ 深圳客家人的來歷和客家民居 [Hakka Origins and Settlements in Shenzhen]. 中國國際廣播電臺國際線上. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 December 2012. Diakses tanggal 16 April 2012.
- ^ 圍頭話 Weitou dialect. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 December 2012. Diakses tanggal 16 April 2012.
- ^ 秦 CHUN, 炳煜 Bing Yuk (7 July 2006). 深圳成粵語圈中普通話區 Shenzhen becomes the Mandarin area in a Cantonese region. 文匯報 Wenweipo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2012. Diakses tanggal 16 April 2012.
- ^ 深圳將粵語精髓融入普通話 Shenzhen Incorporates Cantonese Essence into Mandarin. 南方網. 15 February 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 October 2013. Diakses tanggal 16 April 2012.
- ^ 中华人民共和国国家通用语言文字法 The National Lingua Franca and Orthography Act-- People's Republic of China. Standing Committee of the National People's Congress. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2012. Diakses tanggal 3 May 2012.
- ^ He, Huifeng. "Trendy Shenzhen teenagers spearhead Cantonese revival". South China Morning Post. South China Morning Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2014. Diakses tanggal 16 June 2013.
- ^ He, Huifeng. "Trendy Shenzhen teenagers spearhead Cantonese revival". South China Morning Post. South China Morning Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2014. Diakses tanggal 16 June 2013.
- ^ Wei Ge (1999). "Chapter 4: The Performance of Special Economic Zones". Special Economic Zones and the Economic Transition in China. World Scientific Publishing Co Pte Ltd. hlm. 67–108. ISBN 978-9810237905.
- ^ Fish, Isaac Stone (25 September 2010). "A New Shenzhen". Newsweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2014. Diakses tanggal 29 April 2014.
Shenzhen grew over the past three decades by capitalizing on both its advantageous coastal location and proximity to Hong Kong and Taiwan (major sources of investment capital), but also on the huge Chinese government support that came with its designation as the first Special Economic Zone.
- ^ "will-2018-be-year-shenzhen-and-guangzhou-finally-overtake-hong". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2019-01-31. Diakses tanggal 2019-01-31.
- ^ "Hong Kong economy surpassed by neighbour Shenzhen for first time". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2019-02-27. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ "Shenzhen named biggest economy in China's Guangdong province". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2017-12-06. Diakses tanggal 2019-08-09.
- ^ The gdp and gdp per capita data for Hong kong and Macau SAR, according to IMF World Economic Outlook (IMF WEO) Database (Siaran pers). Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan); - ^ The gdp and gdp per capita data of four direct-administered municipalities, according to China NBS national data (National Bureau of Statistics of China (Siaran pers). Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan); - ^ "Shenzhen economic expansion dwarfs growth in Hong Kong and Singapore". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2018-01-15. Diakses tanggal 2019-08-09.
- ^ "Statistics". The World Federation of Exchanges. Diakses tanggal 2019-08-09.
- ^ "The Global Financial Centres Index 29" (PDF). Long Finance. March 2021. Diakses tanggal 25 March 2021.
- ^ "The Global Financial Centres Index 29" (PDF). Long Finance. March 2021. Diakses tanggal 25 March 2021.
- ^ Hyatt, John. "Beijing Overtakes New York City As City With Most Billionaires: Forbes 2021 List". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-23.
- ^ "These will be the most important cities by 2035". World Economic Forum (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-03.
- ^ "Emerging cities, sinking cities in Asia by 2030". Japan Center for Economic Research (JCER) (dalam bahasa Inggris). 2018-12-05. Diakses tanggal 2020-11-03.
- ^ "Fortune 500". Fortune (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-01.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs resmi
- Data geografis Shenzhen di OpenStreetMap